Setiap Desa atau daerah pasti memiliki sejarah dan latar belakang tersendiri yang merupakan pencerminan dari karakter dan ciri khas dari suatu daerah. Sejarah Desa atau daerah sering kali tertuang dalam dongeng-dongeng yang diwariskan secara turun-temurun dari mulut ke mulut sehingga sulit untuk dibuktikan dan tidak jarang dihubungkan dengan mitos tempat-tempat tertentu yang  dianggap keramat. Desa Lancar memiliki latar belakang tersebut yang tertuang dalam kisah-kisah berikut ini.

Dari berbagai sumber terpercaya dapat ditelusuri dan digali asal-usul Desa Lancar mempunyai cerita menarik, banyak yang mengatakan tempat pertama yang dibabat adalah tempat angker, sedangkan orang yang berani membabat pasti termasuk orang yang berilmu tinggi.

Konon pada jaman sebelum penjajajahan Jepang, daerah ini dan sekitarnya masih merupakan hutan belantara, pada saat itu ada seorang laki-laki kelahiran Buronan ( pada jaman dulu daerah antara Desa Lancar dan Montok merupakan tempat persembunyian para buronan/ penjahat) yang masih keturunan berdarah Arab bernama Abdussalam membabat hutan tersebut dari arah selatan ( dusun Pacanan ) ke arah barat ( Buju’ Agung ) sampai ke utara yaitu Desa Lancar sekarang. Abdussalam merupakan sahabat dari Ki ageng Joko Tarub di dusun Pacanan ( Desa Montok ). Hasil dari membabat hutan tersebut sangat luas, sehingga Abdussalam membagi Pacanan dan Buju’ Agung masuk wilayah Desa Montok karena kedua daerah tersebut mempunyai sejarah dan mitos yang tidak dapat dipisahkan, sedangkan daerah utara merupakan Desa Lancar yang dibatasi oleh Dusun Bates artinya batas (  Bhs. Indonesiared ).

Asal nama Lancar sendiri diambil dari prosesi pembabatan hutan yang mulai dari awal sampai akhir tidak ditemui kendala atau lancar tanpa ada kesulitan yang berarti. Sumber cerita ini diperoleh dari salah satu cicit Abdussalam yang sampai dengan saat ini masih hidup.

Sejarah berdirinya pemerintahan Desa Lancar, berdasarkan wawancara  dengan tokoh-tokoh kunci dan telaah pustaka, tidak satupun sumber yang dapat memastikan kapan tahun berdirinya pemerintahan Desa Lancar  Merupakan Desa yang dipimpin oleh Kepala Desa  (Indonesia) atau " Klebun" (Madura) yang dipilih langsung oleh masyarakat melalui PILKADES setiap 6 tahun sekali.

Dari masa berdiri sampai sekarang Desa Lancar telah mengalami beberapa pergantian Klebun,  adapun nama-nama yang dapat kami tulis, yaitu :

1.     Sebelum Penjajahan

-  Wirosasmito, kelahiran Sendang (Sumenep) yang merupakan keturunan Abdussalam

-   Rekah, Carik dari klebun Wirosasmito kelahiran Pamekasan

-   Singolodro, kelahiran Lancar Dajah

2.     Jaman Penjajahan

-   K. Sa’i atau K. Karrabun ( Karrab) kelahiran Lancar

-   Mertosuro,  kelahiran burunan yang merupakan menantu dari Abdussalam

3.     Jaman Kemerdekaan

-   K. Saffa’, kelahiran Kembang Kuning dusun Somber yang merupakan pejuang dan pernah dikirim ke Banten

-  K. Razat, dikenal dengan klebun seppo ( madura ) kelahiran Kembang Kuning Dusun Somber

-   H.R. Suhaimi, kelahiran Kecamatan Galis tapi bermukim di Desa Lancar. (beliau menjabat sampai 2 periode kepemimpinan)

-  Moh. Zainal, Kelahiran Kembang kuning dusun somber asli putra  Desa dan masih ada darah keturunan ( keponakan)  K. Razat. ( beliau hanya menjabat satu periode kepemimpinan )

-  Mohammad Hosli , kelahiran Dusun Petang II asli putra desa yang saat ini merupakan periode ke dua mulai menjabat pertama kali pada tahun 2014 . Beliau merupakan putra dari mantan kepala Dusun Petang II ( M. Kurdi ) yang menjabat pada masa pemerintahan K. Rasat.

Sejak terbentuknya atau berdirinya Desa Lancar, merupakan daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa ( Indonesia ) atau Klebun ( Madura ), Desa Lancar terdiri dari 6 Dusun yaitu:

1.     Dusun Ares Tengah

2.     Dusun Tolasan

3.     Dusun Somber

4.     Dusun Lancar Dajah

5.     Dusun Petang I

6.     Dusun Petang II

Setiap dusun dipimpin oleh kepala dusun yang mempunyai tugas membantu kepala Desa dalam melakukan pelayanan pada masyarakat. Kepala dusun di tunjuk langsung oleh Kepala Desa dengan memperhatikan masukan serta pertimbangan dari tokoh-tokoh masyarakat. Pada umumnya kepala dusun adalah orang-orang yang mempunyai pengaruh besar di Desa baik dari unsur tokoh agama ataupun tokoh Masyarakat. Sebagai penghargaan dan perhormatan kepada kepala dusun, Desa menyediakan sebagian dari tanah bengkok Desa (Percaton, beberapa petak sawah/ tegal) untuk digarap dan dikelola selama menjabat.